IBRAH
Nasihat Nabi Muhammad Salawatu Alai Wasalam. kepada Sayidina Ali kw.
sesudah Saidina Ali menikah dengan Siti Fatimah anakanda
kesayangan Nabi Muhammad Salawatu Alai Wasalam. Nabi Salawatu Alai
Wasalam. berpesan kepada Sayidina Ali perihal memakai cincin pakailah
di jari
1] jari manis
2] jari kelingking (anak jari)
dan jangan memakai pada jari
1] jari tengah
2] jari telunjuk
Nabi Muhammad Salawatu Alai Wasalam. melarang memakai cincin pada
jari telunjuk dan jari tengah karena meniru cara berhias kaum yang
dilaknat oleh Allah yaitu kaum yang durhaka dizaman Nabi Lut a.s.
Perhatian : Cara memakai cincin untuk berhias
di dalam syariat Islam, kalau tidak sia-sia saja dan malah mendapat adzab dari Allah SubhanAllah Wa Taala. Nabi Salawatu Alai Wasalam.
memakai cincin, dan kalau kita memakai cincin dengan niat mengikut sunnah
Nabi Salawatu Alai Wasalam. dapatlah kita pahala.Amin.
Senin, 08 April 2013
Cincin, Batu Akik dan Sunnah Rasul
Rabu, 02/01/2013 14:00
Bagi orang yang
memiliki hobi mengumpulkan berbagai macam cindera mata dan
pernak-pernik, ada baiknya menambah koleksinya dengan batu akik. Yaitu
batu mulia yang memiliki warna yang indah dan elok dipandang. Hal ini
tidak semata karena fungsinya sebagai perhiasan, tetapi juga nilai
kesunnahan yang terdapat di dalamnya.
Dalam fatawi Ibnu Hajar al-Haytami al-Kubro diterangkan bahwa terdapat beberapa hadits yang menerangkan hikmah penggunaan cincin dengan batu akik yang dapat mendatangkan berkah dan menghindarkan diri dari kefaqiran. Karena sesungguhnya mereka yang memakai cincin berbatu akik senantiasa menikmati keindahan.
Bahkan dalam satu hadits dhaif diterangkan bahwa batu yaqut warna kuning dapat mencegah pemakainya dari penyakit sampar (tha’un). Namun mengatasi batu akik itu sendiri yang terpenting adalah memakai cincin, meskipun cincin tanpa batu.Demikianlah keterangan lengkapnya:
Dalam fatawi Ibnu Hajar al-Haytami al-Kubro diterangkan bahwa terdapat beberapa hadits yang menerangkan hikmah penggunaan cincin dengan batu akik yang dapat mendatangkan berkah dan menghindarkan diri dari kefaqiran. Karena sesungguhnya mereka yang memakai cincin berbatu akik senantiasa menikmati keindahan.
Bahkan dalam satu hadits dhaif diterangkan bahwa batu yaqut warna kuning dapat mencegah pemakainya dari penyakit sampar (tha’un). Namun mengatasi batu akik itu sendiri yang terpenting adalah memakai cincin, meskipun cincin tanpa batu.Demikianlah keterangan lengkapnya:
وورد التختم بالعقيق
أحاديث منها أنه ينفى الفقر وأنه مبارك وإن من تختم به لم يزل يرى خيرا
وكلها لم يثبت منها شيئ كما قاله الحفاظ وورد بسند ضعيف أن التختم بالياقوت
الأصفر يمنع الطاعون وبما تقرر من أن الفص تارة يكون من الخاتم وتارة يكون
من غيره من قولهم السابق يجوز لبس الخاتم وإن لم يكن فص...
Redaktur: Ulil Hadrawy
Senin, 01 April 2013
sosiologi
pagelaran wayang kulit,adalah sebuah hasil olah pikir manusia dalam memahami perilaku manusia.
BATU AKIK BERGAMBAR
BATU AKIK GAMBAR SEMAR
BATU AKIK GAMBAR IKAN BADER
BATU AKIK GAMBAR WAK KAJI
JUAL BELI BATU BERGAMBAR
Teraskota
- Surabaya: Transaksi jual beli batu bergambar, khususnya agate (akik),
cukup bergairah di tengah perdagangan batu permata berkelas (precious
stone) dan batu permata tanggung (semiprecious stone). Namun jumlah
produksi batu bergambar yang berkualitas -- yaitu proporsional, sesuai
dengan anatomi gambaranya manusia, binatang, dan benda lainnya --
tergolong sedikit (hanya belasan saja) atau sangat sulit didapatkan,
maka transaksi jual beli batu bergambar di pasar-pasar batu permata
sulit dideteksi secara umum. Apalagi harga batu bergambar berkualitas
seringkali di atas harga batu permata berkelas precious stone maka
pembelinya adalah masyarakat tertentu, di antaranya kolektor batu
bergambar yang memang interes pada eksistensi batu bergambar tersebut.
Batu bergambar yang dikategorikan berkualitas memiliki komponen yang
terutama adalah gambar itu sendiri yang berada di permukaan dan di dalam
batu mineral seperti batu akik (agate), batu kecubung (amathys),
ataupun batu safir dan ruby (corundum). Gambar persis 80% sampai 100%
dari gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya, yang dilihat
dengan mata telanjang secara mudah atau gampang dan dapat diartika
secara seketika, khususnya oleh anak-anak usia di bawah lima tahun.
Dalam transaksi batu bergambar seringkali dikedepakan nilai kualitas
dari yang paling tinggi sampai dengan kualitas tanggung. Batu bergambar
kualitas tinggi diperspektifkan dari bahan bakunya. Misalnya agate maka
bendanya tidak cacat sama sekali, transparan, gambarannya manusia,
binatang, dan benda lainnya membentuk secara alami gambarannya manusia,
binatang dan benda lainnya dan dapat dilihat jelas dan diartikan dengan
gampang, memiliki warga yang kontras, da yang paling utama gambar bukan
hasil rekayasa atau pemalsuan. Batu bergambar berkualitas tinggi juga
dapat hadir pada batu misalnya agate yang tidak transparan namun
gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya membentuk secara alami
gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya dengan lekuk anatomis
yang mendekati 100% dari gambarannya manusia dan binatang yang kita
lihat sehari-hari.
Nilai sebuah harga batu bergambar bergantung dari kesepakatan antara
penjual dan pembeli sehingga mahal dan tidak mahal sebuah batu bergambar
bukan sebuah ukuran utamanya. Ukuran utama dari transaksi batu
bergambar adalah kepuasan dan kebanggaan yang membedakan dengan
transaksi pada batu permata berkelas (berlian,mata
kucing,safir,ruby,jamrud). Pasalnya produk batu bergambar
memperspekrtifkan nilai keunikan, keantikan, dan kelangkaan, yang
seringkali keunkan dan keantikan batu bergambar sebagai only one in the world. Atau satu-satunya di dunia.
Ketika seseorang memiliki keputusan untuk membeli batu bergambar dari
yang paling berkualitas sampai yang kualitas tanggung dan yang
biasa-biasa saja maka pembeli telah meyakini akan arti dan manfaat ke
depannya batu bergambar tersebut. Masalahnya banyak pembeli batu
bergambar mengeluah karena ketika tidak punya duit dan berkehendak untuk
menjual batu bergambar koleksinya justru pembeli tidak responsif. Di
situlah tantangan bagi kolektor/penggemar batu bergambar untuk dapat
menyelami dan memahami pasar dunia batu bergambar. (dk)
BATU BERGAMBAR SEMPURNA SEMAKIN SULIT
Teraskota - Surabaya: Bahan
batu bergambar, di antaranya agate (akik) tergolong melimpah, khususnya
di bumi Indonesia. Sebut saja bahan batu akik yang terkenal yaitu dari
wilayah Garut, Bung Bulan, Karang Nunggal (Propinsi Jawa Barat), atau
dari Pacitan, Sawo - Ponorogo (Provinsi Jawa Timur), atau dari Pulau
Bacan, Halmahera (Provinsi Maluku Utara), atau Aceh Utara, Kalimantan,
dan Surmatra Utara, kesemuanya dalam jumlah puluhan ribu ton digali
secara berkesinambungan sejak puluhan tahun silam. Yang jadi pertanyaan
adalah seberapa banyak jumlah batu bergambar yang memiliki nilai
keterukuran secara proporsional, sesuai dengan anatomis gambararannya
manusia, binatang, dan benda-benda lainnya, yang benar-benar terukur dan
terstandarisasi baik dari bahan dan kualifikasi gambar-gambarnya yang
berhasil diproduksi oleh penggemar batu bergambar/kolektor di muka bumi
ini? Ternyata batu bergambar sulit didapatkan meskipun bahan bakunya
melimpah. Apakah gambar semata yang menyebabkan harga batu bergambar
melangit alias sangat mahal?
Memang banyak penggemar batu bergambar/kolektor yang narsis, yaitu
mengagungkan koleksi batu bergambarnya amat sangat bagus. Padahal kalau
dikaji secara mendalam dengan teknis pengukuran secara kualitatif dan
kuantitatif, termasuk dengan pengukuran akademis, justru batu bergambar
yang dimaksudkan dapat berada pada takaran kelas tanggung dan belum
mencapai kelas utama ataupun sempurna/excelent.
Ada beberapa indikaor yang dapat mengetengahkan batu bergambar berharga
sangat mahal, di antaranya senilai Rp 1 miliar sampai Rp 5 Miliar.
Indikator yang umum yang sering diketengahkan kolektornya yaitu nilai
fenomena batu bergambar yang hanya satu-satunya di dunia (only one in
the world) dan gambar yang dimaksud menyerupai gambarannya benda (bisa
manusia, binatang, dan benda lainnya) yang terkait dengan mitolosi
sebuah keyakinan. Atau gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya
yang disebut sesuai dengan budaya yang berkembang di wilayah lokal atau
regional saja.
Padahal apapun di dunia yang mencitrakan sebuah benda termasuk batu
bergambar yang dikatakan bernilai tinggi, berkualitas harus dapat
ditentukan ukuran-ukurannya secara obyektif dan subyektif dan ukura
itupun harus mengedepankan pemikiran akademis. Misanya anatomi gambarnya
manusia, binatang dan benda lainnya sesuai dengan ukuran gambarannya,
gambarannya manusia, bintanag dan benda lainnya sesuai
proporsionalitasnya, gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya
sesuai dengan obyek apa adanya, baik silhoutte atau ekspresi,
gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya sesuai dengan
backgroundnya, komposisi warnanya, apresiasinya, atau ekspresinya, dan
bahkan gambarannya manusia, binatang dan benda lainnya sesuai dengan
obyek yang dimaksudkan sehingga gambar satu maksud, satu arti, satu
makna. Di samping itu gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya
ada yang di dalamnya batu akik (kualitasnya transparan) dan ada yang
dipermukaan. Di kalangan penggemar batu bergambar justru gambarannya
manusia, binatang dan benda lainnya yang berada di dalam dan tidak
terhalang korosi atau kotoran atau gambar lainnya maka batu bergambar
itulah yang bernilai sangat mahal. Apalagi kalau menyiratkan aneka
warna.
Kesimpulannya bahwa batu bergambar sesuai dengan kreteria atau batasan
sebagaimana yang diketengahkan di atas itulah yang dikategoruikan
sempurna yang dapat ditawarkan dengan harga tinggi sampai miliaran
rupiah atau ratusan ribu dollar Amerika Serikat. Menyinggung besar
kecilnya bentuk batu bergambar, apakah dibentuk besar untuk kepala ikat
pinggang, liontin, atau bentuk kecil untuk cincin, dan gelang?
Kesemuanya bergantung dari selera penggemar batu bergambar/kolektor itu
sendiri. (deka)
Teraskota Surabaya: Dewasa ini keberadaan batu bergambar telah
menjadi kesadaran publik secara meluas. Penggemar ataupun pecinta batu
bergambar telah meramba ke berbagai kalangan, dari kalangan
masyarakat yang berkantong tipis sampai mereka yang secara relatif
memiliki banyak uang. Perkembangan pecinta ataupun penggemar batu
bergambar itu mau atau tidak menyeleksi secara alamiah kualitas batu
bergambar itu sendiri, utamanya pada nilai produk sebuah gambar. Dengan
demikian sudah terjadi kelas-kelas pada produk batu bergambar itu
sendiri. Misalnya kelas batu bergambar dengan spesifikasi sempurna
yaitu bahan bakunya (akik/agate) kristal, tidak cacat, sosok gambarnya
memenuhi ketentuan anatomis, proporsional pada bentuk bendanya atau
sesuai misalnya 90% dari gambarannya manusia, binatang dan benda
lainnya. Gambar tunggal, bisa ngeblok silhoutte ataupun gambar realis,
satu maksud, satu makna, dan satu arti, serta gambar berada di tengah.
Diutamakan gambarannya apapun berada di dalam batunya, yang seringkali
disebut gambar dalam. Gambar kelas menengah misalnya hanya memenuhi 80%
dari gambarannya apa saja, baik manusia, binatang, dan benda lainnya.
Sedang gambar kelas tanggung hanya memenuhi 50% dari spesifikasi total
gambar 100 persennya itu. Meskipun demikian harga batu bergambar yang
mendasarkan kelas-kelasny6a akan berpulang pada situasi pasar yang
seringkali mengembangkan subyektifitas, dimana konsumen memiliki hak
untuk menyatakan suka atau tidak suka dan senang atau tidak senang.
Kalau ditarik dari perspektif suka atau tidak suka dan senang atau tidak
senang dengan mengindahkan kreteria nilai batu produk bergambar itu
sendiri maka eksistensi batu bergambar masuk ke dalam rana seni. Tetapi
pemahaman seni dalam batu bergambar-pun perlu memformulasikan kreteria
yang jelas, misalnya keindahan gambar pada batu bergambar mengedepankan
latar belakangnya, warna, dan sket atau framingnya. (deka)
Teraskota Surabaya: Batu bergambar memang tergolong fenomenal. Sebuah batu bergambar yang anatominya jelas dan proporsional, apalagi warnanya bak pelanggi, dapat ditawarkan sampai Rp 100 juta. Bahkan ada kolektor yang menawarkan koleksi batu bergambarnya sampai seharga Rp 1 miliar. Harga batu bergambar memang realtif sebab yang dibeli oleh kolektor adalah keterukuran gambar-gambarnya sampai mendekati misalnya 90 persen dari gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya. Gambarannya manusia misalnya persis dengan tokoh yang dimitoskan dalam komunitas orang-orang Tionghoa misalnya, Dewi Kuan Im, Dewa Kuan Kong. Kalau toh terkait dengan binatang shio seperti Naga, kuda, kambing, ayam, dan lain sebagainya. Atau simbol-simbol keagamaan, baik Agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan kepercayaan lainnya. Di tengah komuitas penggemar batu bergambar baik di Jakarta maupun di Surabaya justru mengetengahkan keterukuran pada:1). Kualitas bahan batu bergambarnya, 2). Kualitas warna batu bergambar, 3). Asal usul bahan batu bergambarnya, 4). Makna Gambar, 5). Arti Gambar, 6). Sudut pandang gambar, 7) Metode pembingkaian atau sket atau framingnya, 8) Kualitas penggosokan batu bergambar, 9) kualitas gambar dalam perspektif anatomi dan proporsionalitasnya, 10) Kemasan batu bergambar.
Sejumlah kreteria di atas itulah yang memberikan batasan nilai sebuah
batu bergambar sampai mencapai harga miliran rupiah atau puluhan ribu
dollar AS. Meski demikian tidak berarti batu bergambar yang tidak
mencapai kreteria maksimal tidak dapat dijual dengan harga tinggi.
Kenyatannya banyak batu bergambar apa adanya juga terjual dengan harga
mahal. Sebab batu bergambar tergolong kriya seni tinggi yang dihasilkan
dari olah rasa, oleh pikir, olah batin, dan apresiasi seseorang terhadap
gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya.(dk)
Teraskota
Surabaya: Kian marak kecenderungan kolektor/penggamar batu bergambar
mengapresiasikan daya kayalnya untuk mendapatkan gambarannya
manusia.Misalnya manusia-manusia tokoh dalam perspektif keagamaan
seperti Yesus Kristus, Bunda Maria, Budha, Dewi Kuan Im, Dewa Kuan Kong,
Sung Go Kong atau Kera Sakti. Selain itu sosok tokoh internasional juga
gampang untuk ditemukan seperti orang sedang salat, berdoa, dan lambang
yang mendunia seperti Liberty. Mengapa gambar orang amat mudah
ditemukan pada perburuan batu bergambar? Sulit untuk melakukan analisa
akademis sebab bahan batu bergambar adalah bongkahan batu alam mineral
(rock) yang dipungut dari berbagai pegunungan. Setelah batu alam mineral
dipotong dengan gergaji besi maka lahirlah lempengan batu bergambar.
Lebarnya bergantung dari besar kecilnya permukaan batu. Sedang ketebalan
batu mineral yang dipotong antara 1 (satu) Cm sampai 1,5 Cm. Dari
lempengan itulah muncul berbagai tekstur yang fariatif dan membentuk
gambarannya apa saja. Baik gambarannya manusia, binatang, dan benda
lainnya. Tekstur gambar-gambar inilah yang merealitaskan fakta tektur.
Dari tekstur itulah para pemburu batu bergambar itu mendapatkan produk
batu bergambar, yang kemudian dibingkai secara bervariasi. Ada bentuk
oval, kotak, segi tiga, persegi empat, dan bentuk lain sesuai dengan
selera para pemburu batu bergambnar tersebut. Sebaliknya para pemburu
batu bergambar seringkali kesulitan menemukan gambar-gambar sebagaimana
gambarannya binatang. Masalahnya gambarannya binatang tidak hanya
mengemukakan goretan anatomi sederhana sebagaimana manusia. Akan tetapi
gambarannya binatang memiliki lekuk-lekuk yang spesifik dan kompleks,
khususnya pada tubuhnya yang mengapresiasikan nama binatang itu
sendiri. Misalnya gambar Naga maka lekuknya berbeda dengan ular pada
umumnya. Begitu pula dengan Ayam, Kuda, Singa, Harimau, Kucing, Gajah,
Buaya, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya gambar-gambar sebagaimana
gambarannya binatang jauh lebih stlit ditemukan sehingga tidak
berlebihan kalau koleksi batu bergambar binatang jauh lebih sulit. Soal
harga batu bergambar, baik gambarannya manusia ataupun binatang
kembali ke pihak kolektor itu sendiri. Falsafah dagang mengedepankian
ada rupa ada harga. (deka)
Kelas-kelas Batu Bergambar
The Rabit (Kelinci) |
Batu Bergambar Mahal
Teraskota Surabaya: Batu bergambar memang tergolong fenomenal. Sebuah batu bergambar yang anatominya jelas dan proporsional, apalagi warnanya bak pelanggi, dapat ditawarkan sampai Rp 100 juta. Bahkan ada kolektor yang menawarkan koleksi batu bergambarnya sampai seharga Rp 1 miliar. Harga batu bergambar memang realtif sebab yang dibeli oleh kolektor adalah keterukuran gambar-gambarnya sampai mendekati misalnya 90 persen dari gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya. Gambarannya manusia misalnya persis dengan tokoh yang dimitoskan dalam komunitas orang-orang Tionghoa misalnya, Dewi Kuan Im, Dewa Kuan Kong. Kalau toh terkait dengan binatang shio seperti Naga, kuda, kambing, ayam, dan lain sebagainya. Atau simbol-simbol keagamaan, baik Agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan kepercayaan lainnya. Di tengah komuitas penggemar batu bergambar baik di Jakarta maupun di Surabaya justru mengetengahkan keterukuran pada:1). Kualitas bahan batu bergambarnya, 2). Kualitas warna batu bergambar, 3). Asal usul bahan batu bergambarnya, 4). Makna Gambar, 5). Arti Gambar, 6). Sudut pandang gambar, 7) Metode pembingkaian atau sket atau framingnya, 8) Kualitas penggosokan batu bergambar, 9) kualitas gambar dalam perspektif anatomi dan proporsionalitasnya, 10) Kemasan batu bergambar.
Gambar Manusia Dominasi Batu Bergambar
Langganan:
Postingan (Atom)