Senin, 08 April 2013

 IBRAH
Nasihat Nabi Muhammad Salawatu Alai Wasalam. kepada Sayidina Ali kw. sesudah Saidina Ali menikah dengan Siti Fatimah  anakanda kesayangan Nabi Muhammad Salawatu Alai Wasalam. Nabi Salawatu Alai Wasalam. berpesan kepada Sayidina Ali perihal memakai cincin pakailah di jari

1] jari manis
2] jari kelingking (anak jari)

dan jangan memakai pada jari

1] jari tengah
2] jari telunjuk

Nabi Muhammad Salawatu Alai Wasalam. melarang  memakai cincin pada jari telunjuk dan jari tengah karena meniru cara berhias kaum yang dilaknat oleh Allah yaitu kaum yang durhaka dizaman Nabi Lut a.s.

Perhatian : Cara memakai cincin  untuk berhias di dalam syariat Islam, kalau tidak sia-sia saja dan malah mendapat adzab dari Allah SubhanAllah Wa Taala. Nabi Salawatu Alai Wasalam. memakai cincin, dan kalau kita memakai cincin dengan niat mengikut sunnah Nabi Salawatu Alai Wasalam. dapatlah kita pahala.Amin.

Cincin, Batu Akik dan Sunnah Rasul

Rabu, 02/01/2013 14:00
Bagi orang yang memiliki hobi mengumpulkan berbagai macam cindera mata dan pernak-pernik, ada baiknya menambah koleksinya dengan batu akik. Yaitu batu mulia yang memiliki warna yang indah dan elok dipandang. Hal ini tidak semata karena fungsinya sebagai perhiasan, tetapi juga nilai kesunnahan yang terdapat di dalamnya.
Dalam fatawi Ibnu Hajar al-Haytami al-Kubro diterangkan bahwa terdapat beberapa hadits yang menerangkan hikmah penggunaan cincin dengan batu akik yang dapat mendatangkan berkah dan menghindarkan diri dari kefaqiran. Karena sesungguhnya mereka yang memakai cincin berbatu akik senantiasa menikmati keindahan.
Bahkan dalam satu hadits dhaif diterangkan bahwa batu yaqut warna kuning dapat mencegah pemakainya dari penyakit sampar (tha’un). Namun mengatasi batu akik itu sendiri yang terpenting adalah memakai cincin, meskipun cincin tanpa batu.Demikianlah keterangan lengkapnya:
وورد التختم بالعقيق أحاديث منها أنه ينفى الفقر وأنه مبارك وإن من تختم به لم يزل يرى خيرا وكلها لم يثبت منها شيئ كما قاله الحفاظ وورد بسند ضعيف أن التختم بالياقوت الأصفر يمنع الطاعون وبما تقرر من أن الفص تارة يكون من الخاتم وتارة يكون من غيره من قولهم السابق يجوز لبس الخاتم وإن لم يكن فص...

Redaktur: Ulil Hadrawy   

Senin, 01 April 2013

sosiologi


pagelaran wayang kulit,adalah sebuah hasil olah pikir manusia dalam memahami perilaku manusia.

BATU AKIK BERGAMBAR





BATU AKIK GAMBAR SEMAR


 

BATU AKIK GAMBAR IKAN BADER


BATU AKIK GAMBAR WAK KAJI 


JUAL BELI BATU BERGAMBAR


Teraskota - Surabaya: Transaksi jual beli batu bergambar, khususnya agate (akik), cukup bergairah di tengah perdagangan batu permata berkelas (precious stone) dan batu permata tanggung (semiprecious stone). Namun jumlah produksi batu bergambar yang berkualitas -- yaitu proporsional, sesuai dengan anatomi gambaranya manusia, binatang, dan benda lainnya -- tergolong sedikit (hanya belasan saja) atau sangat sulit didapatkan, maka transaksi  jual beli  batu bergambar di pasar-pasar batu permata sulit dideteksi secara umum. Apalagi harga batu bergambar berkualitas seringkali di atas harga batu permata berkelas precious stone maka pembelinya adalah masyarakat tertentu, di antaranya kolektor batu bergambar yang memang interes pada eksistensi batu bergambar tersebut.
Batu bergambar yang dikategorikan berkualitas memiliki komponen yang terutama adalah gambar itu sendiri yang berada di permukaan dan di dalam batu mineral seperti batu akik (agate), batu kecubung (amathys), ataupun batu safir dan ruby (corundum). Gambar persis 80% sampai 100% dari gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya, yang dilihat dengan mata telanjang secara mudah atau gampang dan dapat diartika secara seketika, khususnya oleh anak-anak usia di bawah lima tahun. 
Dalam transaksi batu bergambar seringkali dikedepakan nilai kualitas dari yang paling tinggi sampai dengan kualitas tanggung. Batu bergambar kualitas tinggi diperspektifkan dari bahan bakunya. Misalnya agate maka bendanya tidak cacat sama sekali, transparan, gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya membentuk secara alami gambarannya manusia, binatang dan benda lainnya dan dapat dilihat jelas dan diartikan dengan gampang,  memiliki warga yang kontras, da yang paling utama gambar bukan hasil rekayasa atau pemalsuan. Batu bergambar berkualitas tinggi juga dapat hadir pada batu misalnya agate yang tidak transparan namun gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya membentuk secara alami gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya dengan lekuk anatomis yang mendekati 100% dari gambarannya manusia dan binatang yang kita lihat sehari-hari.
Nilai sebuah harga batu bergambar bergantung dari kesepakatan antara penjual dan pembeli sehingga mahal dan tidak mahal sebuah batu bergambar bukan sebuah ukuran utamanya. Ukuran utama dari transaksi batu bergambar adalah kepuasan dan kebanggaan yang membedakan dengan transaksi pada batu permata berkelas (berlian,mata kucing,safir,ruby,jamrud). Pasalnya produk batu bergambar memperspekrtifkan nilai keunikan, keantikan, dan kelangkaan, yang seringkali keunkan dan keantikan batu bergambar sebagai only one in the world. Atau satu-satunya di dunia.
Ketika seseorang memiliki keputusan untuk membeli batu bergambar dari yang paling berkualitas sampai yang kualitas tanggung dan yang biasa-biasa saja maka pembeli telah meyakini akan arti dan manfaat ke depannya batu bergambar tersebut. Masalahnya banyak pembeli batu bergambar mengeluah karena ketika tidak punya duit dan berkehendak untuk menjual  batu bergambar koleksinya justru pembeli tidak responsif. Di situlah tantangan bagi kolektor/penggemar batu bergambar untuk dapat menyelami dan memahami  pasar dunia batu bergambar. (dk)  

BATU BERGAMBAR SEMPURNA SEMAKIN SULIT


Teraskota - Surabaya:  Bahan batu bergambar, di antaranya agate (akik) tergolong melimpah, khususnya di bumi Indonesia. Sebut saja bahan batu akik  yang terkenal yaitu dari wilayah  Garut, Bung Bulan, Karang Nunggal (Propinsi Jawa Barat), atau dari Pacitan, Sawo - Ponorogo (Provinsi Jawa Timur), atau dari Pulau Bacan, Halmahera (Provinsi Maluku Utara), atau Aceh Utara, Kalimantan, dan Surmatra Utara, kesemuanya dalam jumlah puluhan ribu ton digali secara berkesinambungan sejak puluhan tahun silam. Yang jadi pertanyaan adalah seberapa banyak jumlah batu bergambar yang memiliki nilai keterukuran secara proporsional, sesuai dengan anatomis gambararannya manusia, binatang, dan benda-benda lainnya, yang benar-benar terukur dan terstandarisasi baik dari bahan dan kualifikasi gambar-gambarnya yang berhasil  diproduksi oleh penggemar batu bergambar/kolektor di muka bumi ini? Ternyata batu bergambar sulit didapatkan meskipun bahan bakunya melimpah. Apakah gambar semata yang menyebabkan harga batu bergambar melangit alias sangat mahal?
Memang banyak penggemar batu bergambar/kolektor yang narsis, yaitu mengagungkan koleksi batu bergambarnya amat sangat bagus.  Padahal kalau dikaji secara mendalam dengan teknis pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif, termasuk dengan pengukuran akademis, justru batu bergambar yang dimaksudkan dapat berada pada takaran kelas tanggung dan belum mencapai kelas utama ataupun sempurna/excelent. 
Ada beberapa indikaor yang dapat mengetengahkan batu bergambar berharga sangat mahal, di antaranya senilai Rp 1 miliar sampai Rp 5 Miliar. 
Indikator  yang umum yang sering diketengahkan  kolektornya yaitu nilai  fenomena batu bergambar yang hanya satu-satunya di dunia (only one in the world) dan gambar yang dimaksud menyerupai gambarannya benda (bisa manusia, binatang, dan benda lainnya) yang terkait dengan mitolosi sebuah keyakinan. Atau gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya yang disebut sesuai dengan budaya yang berkembang di wilayah lokal atau regional saja.
Padahal apapun di dunia yang mencitrakan sebuah benda termasuk batu bergambar yang dikatakan bernilai tinggi, berkualitas  harus dapat ditentukan ukuran-ukurannya secara obyektif dan subyektif  dan ukura itupun harus mengedepankan pemikiran akademis. Misanya anatomi gambarnya manusia, binatang dan benda lainnya sesuai dengan ukuran gambarannya,  gambarannya manusia, bintanag dan benda lainnya sesuai proporsionalitasnya, gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya sesuai  dengan obyek apa adanya, baik silhoutte atau ekspresi,  gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya sesuai dengan backgroundnya, komposisi warnanya, apresiasinya, atau ekspresinya, dan bahkan gambarannya manusia, binatang dan benda lainnya sesuai dengan obyek yang dimaksudkan sehingga gambar satu maksud, satu arti, satu makna. Di samping itu gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya ada yang di dalamnya batu akik (kualitasnya transparan) dan ada yang dipermukaan. Di kalangan penggemar batu bergambar justru gambarannya manusia, binatang dan benda lainnya yang berada di dalam dan tidak terhalang  korosi atau kotoran atau gambar lainnya maka batu bergambar itulah yang bernilai sangat mahal. Apalagi kalau menyiratkan aneka warna. 
Kesimpulannya bahwa batu bergambar sesuai dengan kreteria atau batasan sebagaimana yang diketengahkan di atas itulah yang dikategoruikan sempurna  yang dapat ditawarkan dengan harga tinggi sampai miliaran rupiah atau ratusan ribu dollar Amerika Serikat. Menyinggung besar kecilnya bentuk batu bergambar, apakah dibentuk besar untuk kepala ikat pinggang, liontin, atau bentuk kecil untuk cincin, dan gelang? Kesemuanya bergantung dari selera penggemar batu bergambar/kolektor itu sendiri. (deka)


Kelas-kelas Batu Bergambar

The Rabit (Kelinci)
Teraskota Surabaya: Dewasa ini keberadaan batu bergambar telah menjadi kesadaran publik secara meluas. Penggemar ataupun pecinta batu bergambar  telah meramba ke berbagai  kalangan, dari  kalangan masyarakat yang berkantong tipis sampai mereka yang secara relatif memiliki banyak uang. Perkembangan pecinta ataupun penggemar batu bergambar itu mau atau tidak menyeleksi secara alamiah kualitas batu bergambar itu sendiri, utamanya pada nilai produk sebuah gambar. Dengan demikian sudah terjadi kelas-kelas pada produk batu bergambar itu sendiri. Misalnya kelas batu bergambar dengan spesifikasi sempurna yaitu  bahan bakunya (akik/agate) kristal, tidak cacat, sosok gambarnya memenuhi ketentuan anatomis, proporsional pada bentuk bendanya atau sesuai misalnya 90% dari gambarannya manusia, binatang dan benda lainnya. Gambar tunggal, bisa ngeblok silhoutte ataupun gambar realis, satu maksud, satu makna, dan satu arti,  serta gambar berada di tengah. Diutamakan gambarannya apapun berada di dalam batunya, yang seringkali disebut gambar dalam. Gambar kelas menengah misalnya hanya memenuhi 80% dari gambarannya apa saja, baik manusia, binatang, dan benda lainnya. Sedang gambar kelas tanggung hanya memenuhi 50% dari spesifikasi total gambar 100 persennya itu. Meskipun demikian harga batu bergambar yang mendasarkan kelas-kelasny6a akan berpulang pada situasi pasar yang seringkali mengembangkan subyektifitas, dimana konsumen memiliki hak untuk menyatakan  suka atau tidak suka dan senang atau tidak senang. Kalau ditarik dari perspektif suka atau tidak suka dan senang atau tidak senang dengan mengindahkan kreteria nilai batu produk bergambar itu sendiri maka eksistensi batu bergambar masuk ke dalam rana seni. Tetapi pemahaman seni dalam batu bergambar-pun perlu memformulasikan kreteria yang jelas, misalnya keindahan gambar pada batu bergambar mengedepankan  latar belakangnya, warna, dan sket atau framingnya. (deka) 


Batu Bergambar Mahal



Teraskota Surabaya: Batu bergambar memang tergolong fenomenal. Sebuah batu bergambar yang anatominya jelas dan proporsional, apalagi warnanya bak pelanggi, dapat ditawarkan sampai Rp 100 juta. Bahkan ada kolektor yang menawarkan koleksi batu bergambarnya sampai seharga Rp 1 miliar. Harga batu bergambar memang realtif sebab yang dibeli oleh kolektor adalah keterukuran gambar-gambarnya sampai mendekati misalnya 90 persen dari gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya. Gambarannya manusia misalnya persis dengan tokoh yang dimitoskan dalam komunitas orang-orang Tionghoa misalnya, Dewi Kuan Im, Dewa Kuan Kong. Kalau toh terkait dengan  binatang shio seperti  Naga, kuda, kambing, ayam, dan lain sebagainya. Atau simbol-simbol keagamaan, baik Agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan kepercayaan lainnya. Di tengah  komuitas penggemar batu bergambar baik di Jakarta maupun di Surabaya justru mengetengahkan keterukuran pada:1). Kualitas bahan batu bergambarnya, 2). Kualitas warna batu bergambar, 3). Asal usul bahan batu bergambarnya, 4). Makna Gambar, 5). Arti Gambar, 6). Sudut pandang gambar, 7) Metode pembingkaian atau sket atau framingnya, 8) Kualitas penggosokan batu bergambar, 9) kualitas gambar dalam perspektif anatomi dan proporsionalitasnya, 10) Kemasan batu bergambar.
Sejumlah kreteria di atas itulah yang memberikan batasan  nilai sebuah batu bergambar sampai mencapai harga miliran rupiah atau puluhan ribu dollar AS. Meski demikian tidak berarti batu bergambar yang tidak mencapai kreteria maksimal tidak dapat dijual dengan harga tinggi. Kenyatannya banyak batu bergambar apa adanya juga terjual dengan harga mahal. Sebab batu bergambar tergolong kriya seni tinggi yang dihasilkan dari olah rasa, oleh pikir, olah batin, dan apresiasi seseorang terhadap gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya.(dk)  

          

Gambar Manusia Dominasi Batu Bergambar


Teraskota Surabaya: Kian marak kecenderungan kolektor/penggamar batu bergambar  mengapresiasikan daya kayalnya untuk mendapatkan gambarannya manusia.Misalnya manusia-manusia  tokoh dalam perspektif keagamaan seperti Yesus Kristus, Bunda Maria, Budha, Dewi Kuan Im, Dewa Kuan Kong, Sung Go Kong atau Kera Sakti. Selain itu sosok tokoh internasional juga gampang untuk ditemukan seperti orang sedang salat, berdoa, dan lambang yang mendunia seperti Liberty. Mengapa gambar orang amat mudah ditemukan pada perburuan batu bergambar? Sulit untuk melakukan analisa akademis sebab  bahan batu bergambar adalah bongkahan batu alam mineral (rock) yang dipungut dari berbagai pegunungan. Setelah batu alam mineral dipotong dengan gergaji besi maka lahirlah lempengan batu bergambar. Lebarnya bergantung dari besar kecilnya permukaan batu. Sedang ketebalan batu mineral yang dipotong antara 1 (satu) Cm sampai 1,5 Cm. Dari lempengan itulah muncul berbagai tekstur yang fariatif dan membentuk gambarannya apa saja. Baik gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya. Tekstur gambar-gambar inilah yang  merealitaskan fakta tektur. Dari tekstur itulah para pemburu batu bergambar itu mendapatkan produk batu bergambar, yang kemudian dibingkai secara bervariasi. Ada bentuk oval, kotak, segi tiga, persegi empat, dan bentuk lain sesuai dengan selera para pemburu batu bergambnar tersebut. Sebaliknya para pemburu batu bergambar seringkali kesulitan menemukan gambar-gambar sebagaimana gambarannya binatang. Masalahnya gambarannya binatang tidak hanya mengemukakan goretan anatomi sederhana sebagaimana manusia. Akan tetapi gambarannya binatang memiliki  lekuk-lekuk yang spesifik dan kompleks, khususnya pada tubuhnya yang mengapresiasikan nama  binatang itu sendiri. Misalnya gambar Naga maka lekuknya berbeda dengan ular pada umumnya. Begitu pula dengan Ayam, Kuda, Singa, Harimau, Kucing, Gajah, Buaya, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya gambar-gambar sebagaimana gambarannya binatang jauh lebih stlit ditemukan sehingga tidak berlebihan kalau  koleksi batu bergambar binatang jauh lebih sulit. Soal harga batu bergambar, baik gambarannya manusia ataupun  binatang kembali ke pihak kolektor itu sendiri. Falsafah dagang mengedepankian ada rupa ada harga. (deka)